Friday, July 1, 2011

Manfaat Buah Kurma


Berikut ini akan kami paparkan sebagian dari manfaat dan khasiat kurma
ditinjau dari sudut pandang medis modern yang sekaligus menguatkan khabar
Al-Qur'an Al-Karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah tentang khasiat dan keutamaan
kurma.

[1]. Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat
membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang
bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika
melahirkan.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai
pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi
jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Bahkan Allah Subhanahu wa
Ta'ala memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan
melahirkan, dikarenakan buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan
kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan
anaknya.[1]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan
bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah,
'Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah,
maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini"
[Maryam : 25-26]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan 'Amr bin Maimun di
dalam tafsirnya : "Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas
kecuali kurma kering dan kurma basah" [2]

Dokter Muhammad An-Nasimi dalam kitabnya, Ath-Thibb An-Nabawy wal Ilmil
Hadits (II/293-294) mengatakan, "Hikmah dari ayat yang mulia ini secara
kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat
membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena
banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih
lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin
B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa
sistolenya (kontraksi jantung ketika darah dippompa ke pembuluh nadi). Dan
kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula
dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh" [3]

Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur Kalsium dan besi. Oleh karena
itu, sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang akan
melahirkan, bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada Maryam
Al-Adzra (perawan) untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah
melahirkan). Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat
mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar
zat besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu
yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merpuakan
dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya , dua unsur
ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan
tulang sumsum.

[2]. Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi
perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian
posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu hamil yang berikutnya [4]. Hal
ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon
oxytocine yang dapat membantu proses kalahiran.

Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika
wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui.

[3]. Memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya.
[5]

[4]. Buah kurma, baik tamr maupun ruthab dapat menenangkan sel-sel saraf
melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh karena itu, para dokter
menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi hari kepada
anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih baik.

[5]. Buah kurma yang direbus dapat memperlancar saluran kencing.

[6]. Buah kurma Ajwah dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah dari
ganguan jin.

[7]. Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Ada hal
yang sudah ditetapkan dalam bidang kedokteran bahwa gula dan air merupakan
zat yang pertama kali dibutuhkan orang berpuasa setelah melalui masa menahan
makan dan minum. Berkurangnya glukosa (zat gula) pada tubuh dapat
mengakibatkan penyempitan dada dan gangguan pada tulang-tulang. Dilain
pihak, berkurangnya air dapat melemahkan dan mengurangi daya tahan tubuh.
Hal ini berbeda dengan orang berpuasa yang langsung mengisi perutnya dengan
makanan dan minuman ketika berbuka. Padahal ia membutuhkan tiga jam atau
lebih agar pencernaannya dapat menyerap zat gula tersebut. Oleh karena itu,
orang yang menyantap makanan dan minuman ketika berbuka puasa tetap dapat
merasakan fenomena kelemahan dan gangguan-ganguan jasmani akibat kekurang
zat gula dan air.

[8]. Buah kurma dapat mencegah stroke

[9]. Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam,
seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk
menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang
mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat
mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.

[10]. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara
kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang,
metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta
menenangkan sel-sel saraf.

[11] Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman sekaligus gula-gula. [6]

[Disalin dengan sedikit penyesuaian dari buku Kupas Tuntas Khasiat Kurma
Berdasarkan Al-Qur'an Al-Karim, As-Sunnah Ash-Shahihah dan Tinjauan Medis
Modern, Penulis Zaki Rahmawan, Pengantar Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas,
Penerbit Media Tarbiyah - Bogor, Cetakan Pertama, Dzul Hijjah 1426H]
__________
Foote Note
[1]. Perkataan Dokter Muhammad Kamal Abdul Aziz dalam kitabnya Al-Ath'imah
Al-Qur'aniyyah. Dicantumkan oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dalam Shahih
Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau'il Ma'arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah
Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[2]. Tafsiir Ibni Katsir (V/168), Tahqiq : Hani Al-Haj, cet. Al-Maktabah
At-Tauqifiyah, Mesir.
[3]. Dinukil oleh Syaikh Salim bin Id Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb
An-Nabawy fi Dhau'il Ma'arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal.
399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[4]. Catatan kaki yang tedapat dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau'il
Ma'arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah
Al-Furqaan, th. 1424H
[5]. Catatan kaki yang tedapat dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau'il
Ma'arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah
Al-Furqaan, th. 1424H
[6]. Ath-Thibb An-Nabawy (hal. 292) oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, cet.
Maktabah Nizaar Musthafa Al-Baaz, th. 1418H.

No comments:

Post a Comment