Monday, September 5, 2011

Selaput Dara Bukan Jaminan Keperawanan Seorang Wanita (Hymen)




Selaput Dara bukan jaminan keperawanan seorang wanita
Selaput Dara atau hymen adalah suatu lipatan selaput lendir yang menutupi pintu liang senggama (introitus vagina), bentuknya biasanya bulat sebagaimana bentuk liang vagina, tetapi ada juga yang seperti bulan sabit (semilunar), bahkan ada yang mempunyai septum (pemisah).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Frank H. Netter MD yang termuat dalam buku The Human Sexuality, bentuk dari selaput dara ini terbagi menjadi 4 bentuk, yaitu:
1.        Annual hymen, bentuk selaput dara ini melingkari penuh lubang vagina.
2.      Septate hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
3.      Cibriform hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka, tapi lubang ini lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak.
4.     Introitus, pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam hubungan seksual bisa saja lubang selaputnya membesar, namun masih menyisakan jaringan selaput dara.
Konsistensi selaput dara pun berbeda-beda, ada yang kaku sampai yang lunak sekali. Letaknya hanya sekitar 1-2 cm dari bibir vagina. Lubang selaput dara yang masih utuh hanya bisa dilalui oleh jari kelingking.
Selaput dara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang seringkali diperbincangkan karena selalu dikaitkan dengan keperawanan. Selaput dara seringkali dikaitkan dengan keperawanan seseorang, tapi sebenarnya beberapa perempuan bisa saja kehilangan selaput daranya melalui kegiatan fisik seperti bersepeda, mencoba bereksperimen seksual sejak dini atau akibat trauma.
Setiap tubuh perempuan berbeda-beda, sehingga pengalaman dan penetrasi seksualnya juga berbeda. Hal inilah yang membuat selaput dara tidak bisa menjadi patokan keperawanan seseorang. Karena tidak selamanya selaput dara yang robek mengalami pendarahan saat berhubungan seksual, hal ini tergantung dari penetrasinya. Jika perempuan merasa rileks, terangsang dan cairan lubrikasinya keluar maka tidak akan terjadi pendarahan.
Selaput dara robek biasanya di tandai dengan keluarnya darah. Tapi sebagian kecil wanita justru tidak mengeluarkan darah. Hal itu di sebabkan karena sesungguhnya selaput dara itu sangat sedikit mengandung pembuluh darah. Biasanya semakin tipis selaput dara, maka darah yang keluar juga sangat sedikit sehingga tidak kelihatan.
Beberapa selaput dara cukup elastis untuk mengizinkan penis masuk tanpa merobek, atau hanya merobek sebagian kecil dari selaput dara. Terkadang perobekan pertama terjadi secara bertahap dengan jari tangan atau obyek lainnya selama periode tertentu. Sisa dari selaput dara biasanya masih ada sampai seorang wanita melahirkan bayinya secara normal.
Ketika melakukan seks untuk pertama kalinya, ada perempuan yang merasa sakit pada bagian vaginanya tapi ada juga yang tidak. Perbedaan itu terletak pada seberapa banyak cairan lubrikasi yang dihasilkan dan seberapa tegang selaput dara perempuan tersebut saat bersenggama.
Beberapa wanita tidak memiliki selaput dara saat lahir, akibat dari selaput jaringan yang membagi secara lengkap saat mereka masih berada dalam kandungan. Terkadang pembentukan sampai pembukaan bahkan tidak terjadi, menghasilkan imperforated/tertutupnya selaput dara.
Fakta ilmiah menyebutkan selaput dara dapat terpisah karena alasan alasan yang tidak ada hubungannya dengan hubungan seksual. Selaput ini dapat terkoyak bila tubuh di regangkan secara berlebihan. Selaput dara yang tidak utuh bukan merupakan indikasi pasti wanita itu pernah melakukan hubungan seks.
“Ada sebuah cerita pengalaman seorang remaja yang gelisah ketika pada suatu hari dari lubang vaginanya keluar darah, padahal si remaja belum pernah melakukan hubungan seks. Selidik punya selidik, ternyata dia baru saja mengalami benturan keras yang mengenai vagina akibat peristiwa tabrakan antara motor yang dikendarainya dengan mobil berkecepatan tinggi.”
Pendarahan akibat luka dan lecet pada dinding vagina juga dapat mengakibatkan keluarnya darah atau berbagai sebab infeksi pada saluran reproduksinya.

No comments:

Post a Comment